Friday 5 December 2014

Agate (Batu Akik)

Batu Akik
Akik Pita Biru
Batu Agate atau yang kita kenal dengan sebutan batu Akik adalah bentuk batu berpita dari butiran halus mineral mikrokristal kuarsa. Ragam motif dan pola warna membuat batu permata tembus cahaya ini menjadi sangat unik. Agate atau Akik ini memiliki banyak gaya dan pola yang khas dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri, oleh karenanya tidak akan ditemukan dua batu Akik yang serupa.

Formula Kimia: SiO2
Warna: Putih, Biru, Merah, Hijau, Kuning, Jingga, Coklat, Merah Muda, Ungu, Abu-abu, Hitam, Warna-warni
Tingkat Kekerasan: 7
Sistem Kristal: Hexagonal
Transparansi: Tembus Cahaya
Kilau: Seperti Kaca
Kelas Mineral: Kuarsa atau Quartz (Chalcedony)

TENTANG BATU AGATE
Syarat umum yang termasuk dalam definisi kelompok Agate adalah batu Akik yang memiliki pita atau motif. Kualifikasi ini yang membedakannya dengan batu jenis Chalcedony lain yang tidak berpita atau tidak memiliki motif. Pengecualian untuk jenis batu Akik Dendritic Agate dan Moss Agate yang mana kedua jenis tersebut dianggap bukan Agate tulen karena kedua jenis ini kurang atau tidak memiliki pola pita. Akan tetapi kedua jenis ini secara tradisional masih disebut sebagai Agate karena memiliki lebih dari satu warna. Batu Onyx, ketika mempunyai pita puti dan hitam maka secara teknis ini disebut Agate. Dan Sardonyx yang berpita kemerahan dan putih Chalcedony, juga secara teknis adalah jenis Agate. Beberapa bentuk Carnelian juga menunjukkan urat pita, dan karena itu dapat diklasifikasikan baik sebagai batu Carnelian atau dan sebagai Agate.

Endapan dimana Agate ditambang secara komersial biasanya sangat luas, sehingga memungkinkan batu permata jenis ini harganya menjadi relatif murah dan terjangkau. Namun pola pita yang halus dan tajam, dikombinasikan dengan warna yang kuat, secara drastis akan meningkatkan nilai dari batu Agate. Pada daerah tertentu, Agate akan memberikan kesamaan dalam gaya pola pita dan warna, sehingga secara geografis banyak Agate yang diberikan nama sesuai nama daerah ditemukannya batu ini. Variasi nama lainnya yang digunakan akan berkonotasi kepada warna tertentu atau pola, seperti Akik Api atau Akik Mata Dewa.

Sejarah produksi batu Akik sangat berkaitan erat dengan sebuah kota di Jerman, Idar-Oberstein, yang telah berkembang menjadi pusat batu permata yang penting. Agate dan Jasper secara historis ditemukan di wilayah Idar-Oberstein, dan dipotong serta dipoles oleh pengrajin lokal. Dengan ditemukannya tambang Agate berjumlah besar di Rio Grande do Sul, Brasil pada 1800-an, bahan yang baru tersebut dikirim ke Idar-Oberstein untuk dipotong dan poles. Pengrajin Agate lokal dari Idar-Oberstein inilah yang paling cocok untuk mengerjakannya, yang mana mereka telah terlatih secara historis di profesi ini. Idar-Oberstain sampai hari ini tetap sebagai pusat pemotongan dan pemolesan yang penting.